Kisah KH Hasyim Ashari Menggendong Nabi Khidir AS
Kisah KH Hasyim Ashari Menggendong Nabi Khidir AS
Sang Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari adalah Pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama). Hasyim Asy'ari merupakan Pahlawan Nasional Indonesia dan sekaligus sang Maha Guru bagi kalangan Nahdliyin. Beliaulah pelopor untuk kebangkitan arek Surabaya mengusir penjajahan. Terdapat sebuah kisah menarik nan menggugah islamiyah mengenai beliau menggendong Nabi Khidir saat sedang bertamu kepada Syaikhona Kholil Bangkalan, guru KH Hasyim Asy'ari yang amat dimuliakan.
Suasana sedang hujan deras menyelimuti Kabupaten Bangkalan khususnya di Daerah Demangan, tempat KH Hasyim Asy'ari nyantri kepada Syaikhona Kholil Bangkalan. Meskipun cuaca yang terus-terusan hujan ada saja yang hendak bertamu kepada Syaikhona Kholil Bangkalan. Terlihat antara rintikan hujan orang tua dengan sedikit sulit berjalan terhalang hujan dan hendak bertamu kepada Syaikhona Kholil Bangkalan. Melihat seorang tamu yang sedang kesulitan Syaikhona Kholil Bangkalan lantas berseru kepada santri-santrinya "Adakah yang berkenan menggendong tamuku yang sedang kesulitan?", Seorang santri dengan sigap dan cepat menjawab "Kulo yai" (Saya Kyai) lantas segera berlari kearah orang tua tersebut dan tanpa ragu santri tersebut menggendong orang tua tadi dengan hati-hati dan penuh takzim.
Senang hati seorang Syaikhona Kholil Bangkalan menerima tamu tersebut dan berbincang-bincang secara empat mata terhadap tamunya. Tak cukup lama percakapan mereka telah usai, kemudian Syaikhona Kholil Bangkalan mendatangi santri-santrinya seraya berucap "adakah yang bersedia mengantar tamuku untuk pulang?" Dengan cepat dan tanpa ragu santri yang tadi menggendong Tamu Syaikhona Kholil bangkalan langsung menjawab "Kula mawon pak Kyai" (Saya saja pak Kyai). Santri tersebut menggendong dengan rasa hormat dan takzim keluar pondok pesantren. Setelah tak nampak santri dan tamunya keluar dari pondok, Syaikhona Kholil Bangkalan beruccap pada santri-santri lain, "Santri-santriku, lihatlahlah bahwa ilmuku telah dibawa oleh santri yang menggendong tamuku". Ternyata tamu yang digendong santri tersebut adalah Nabi Khidir as dan santri tersebut adalah Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama).
Sang Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari adalah Pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama). Hasyim Asy'ari merupakan Pahlawan Nasional Indonesia dan sekaligus sang Maha Guru bagi kalangan Nahdliyin. Beliaulah pelopor untuk kebangkitan arek Surabaya mengusir penjajahan. Terdapat sebuah kisah menarik nan menggugah islamiyah mengenai beliau menggendong Nabi Khidir saat sedang bertamu kepada Syaikhona Kholil Bangkalan, guru KH Hasyim Asy'ari yang amat dimuliakan.
Suasana sedang hujan deras menyelimuti Kabupaten Bangkalan khususnya di Daerah Demangan, tempat KH Hasyim Asy'ari nyantri kepada Syaikhona Kholil Bangkalan. Meskipun cuaca yang terus-terusan hujan ada saja yang hendak bertamu kepada Syaikhona Kholil Bangkalan. Terlihat antara rintikan hujan orang tua dengan sedikit sulit berjalan terhalang hujan dan hendak bertamu kepada Syaikhona Kholil Bangkalan. Melihat seorang tamu yang sedang kesulitan Syaikhona Kholil Bangkalan lantas berseru kepada santri-santrinya "Adakah yang berkenan menggendong tamuku yang sedang kesulitan?", Seorang santri dengan sigap dan cepat menjawab "Kulo yai" (Saya Kyai) lantas segera berlari kearah orang tua tersebut dan tanpa ragu santri tersebut menggendong orang tua tadi dengan hati-hati dan penuh takzim.
Senang hati seorang Syaikhona Kholil Bangkalan menerima tamu tersebut dan berbincang-bincang secara empat mata terhadap tamunya. Tak cukup lama percakapan mereka telah usai, kemudian Syaikhona Kholil Bangkalan mendatangi santri-santrinya seraya berucap "adakah yang bersedia mengantar tamuku untuk pulang?" Dengan cepat dan tanpa ragu santri yang tadi menggendong Tamu Syaikhona Kholil bangkalan langsung menjawab "Kula mawon pak Kyai" (Saya saja pak Kyai). Santri tersebut menggendong dengan rasa hormat dan takzim keluar pondok pesantren. Setelah tak nampak santri dan tamunya keluar dari pondok, Syaikhona Kholil Bangkalan beruccap pada santri-santri lain, "Santri-santriku, lihatlahlah bahwa ilmuku telah dibawa oleh santri yang menggendong tamuku". Ternyata tamu yang digendong santri tersebut adalah Nabi Khidir as dan santri tersebut adalah Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama).
Comments