PELAJARAN PENTING DALAM PERINGATAN HAUL DAN MAULUD NABI.
#Oleh: Habib Lutfi bin Yahya.
“Sedikitnya ada 1.532 auliya (para wali Allah) yang dikubur di tanah Jawa".
“Bedanya Haul dengan Maulud adalah, jika Maulud yang dimauludi awalnya baik, terus baik, sampai akhirnya pun baik.
Tapi kalau Haul, yang dihauli itu awalnya belum tentu baik, adakalanya orang tidak baik tapi taubatnya diterima sehingga diangkat derajatnya oleh Allah Swt.”.
Haul adalah peluang yang luar biasa, menunjukkan bahwa pintu taubat itu tidak pernah tertutup. Merupakan fadhal Allah yang tak bisa ditebak-tebak.
Contohnya di jaman dulu ada Syaikh Malik bin Dinar, menjadi sulthanul arifin (Raja para Wali) padahal dahulunya orang yang tidak baik.
Di Jawa ada Sunan Kalijaga, setengah riwayat mengatakan beliau awalnya orang yang tidak baik. Tapi akhirnya menjadi orang yang luar biasa.
Tugasnya para wali saat di dunianya menjaga (nyangga) dunia, maka di dalam kuburnya pun masih bertugas hal yang sama.
“Sedikitnya yang saya hafal ada 1.532 auliya (para wali Allah) yang dikubur di tanah Jawa,”.
Menghauli bukan sekadar menghauli seorang tokoh atau kiai atau wali tertentu. Tapi harus jelas siapa yang dihauli, tahu betul riwayat orang yang dihauli.
Jangan sampai terjadi “mbah-mbuh” (ungkapan untuk orang yang tidak tahu sejarah).
Pentingnya menuliskan dan menjaga sejarah, sebagaimana Nabi Saw. singgung dalam sabdanya:
ذِكْرُ الصَّالِحِيْنَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةْ
“Mengingat orang-orang shaleh menjadi sebab turunnya rahmat Allah.”
Apalagi jika yang disebut-sebut adalah para auliya, wali Allah Swt. Dan jika ditarik ke atas lagi adalah Nabi Muhammad Saw., sayyidul anbiya wal mursalin, nabinya para nabi dan rasulnya para rasul.
Dan #Grup ini insyaalloh termasuk dalam Hadis itu.
Banyak wali Allah yang ilmunya tidak seberapa banyak tapi di-futuh oleh Allah Swt sebab birrul walidain-nya (berbakti pada dua orangtua).
Dan meskipun seseorang ilmunya setinggi langit jika berani mungkuri (merendahkan) dan ngukur gurunya sendiri maka dialah orang yang paling jauh dari Allah Swt.
“Tugas penting kita selanjutnya melalui peringatan Maulid Nabi dan Haul ini adalah mengejawantahkan sabda Nabi Saw.:
ذِكْرُ الصَّالِحِيْنَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةْ
#Oleh: Habib Lutfi bin Yahya.
“Sedikitnya ada 1.532 auliya (para wali Allah) yang dikubur di tanah Jawa".
“Bedanya Haul dengan Maulud adalah, jika Maulud yang dimauludi awalnya baik, terus baik, sampai akhirnya pun baik.
Tapi kalau Haul, yang dihauli itu awalnya belum tentu baik, adakalanya orang tidak baik tapi taubatnya diterima sehingga diangkat derajatnya oleh Allah Swt.”.
Haul adalah peluang yang luar biasa, menunjukkan bahwa pintu taubat itu tidak pernah tertutup. Merupakan fadhal Allah yang tak bisa ditebak-tebak.
Contohnya di jaman dulu ada Syaikh Malik bin Dinar, menjadi sulthanul arifin (Raja para Wali) padahal dahulunya orang yang tidak baik.
Di Jawa ada Sunan Kalijaga, setengah riwayat mengatakan beliau awalnya orang yang tidak baik. Tapi akhirnya menjadi orang yang luar biasa.
Tugasnya para wali saat di dunianya menjaga (nyangga) dunia, maka di dalam kuburnya pun masih bertugas hal yang sama.
“Sedikitnya yang saya hafal ada 1.532 auliya (para wali Allah) yang dikubur di tanah Jawa,”.
Menghauli bukan sekadar menghauli seorang tokoh atau kiai atau wali tertentu. Tapi harus jelas siapa yang dihauli, tahu betul riwayat orang yang dihauli.
Jangan sampai terjadi “mbah-mbuh” (ungkapan untuk orang yang tidak tahu sejarah).
Pentingnya menuliskan dan menjaga sejarah, sebagaimana Nabi Saw. singgung dalam sabdanya:
ذِكْرُ الصَّالِحِيْنَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةْ
“Mengingat orang-orang shaleh menjadi sebab turunnya rahmat Allah.”
Apalagi jika yang disebut-sebut adalah para auliya, wali Allah Swt. Dan jika ditarik ke atas lagi adalah Nabi Muhammad Saw., sayyidul anbiya wal mursalin, nabinya para nabi dan rasulnya para rasul.
Dan #Grup ini insyaalloh termasuk dalam Hadis itu.
Banyak wali Allah yang ilmunya tidak seberapa banyak tapi di-futuh oleh Allah Swt sebab birrul walidain-nya (berbakti pada dua orangtua).
Dan meskipun seseorang ilmunya setinggi langit jika berani mungkuri (merendahkan) dan ngukur gurunya sendiri maka dialah orang yang paling jauh dari Allah Swt.
“Tugas penting kita selanjutnya melalui peringatan Maulid Nabi dan Haul ini adalah mengejawantahkan sabda Nabi Saw.:
ذِكْرُ الصَّالِحِيْنَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةْ
Comments